Allahdan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak berdizikir mengingat Allah. Di antaranya termaktub dalam firman-firman Allah berikut ini: اذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ. "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." [Quran Al-Baqarah: 152]. Khutbah I اَلْحَمْدُ للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ هَدَانَا بِدِيْنِ الْاِسْلَام، وَشَرَّفَ مَنْ يُوَاصِلُوْنَ الْأَرْحَام، وَمَنَحَ النَّاسَ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى طُوْلَ الدُّهُوْرِ وَالْأَيَّامْ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الزِّحَامْ. أَمَّا بَعْد فَيَا عِبَادَ الله، أُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Hadirin jamaah jumah hafidhakumullah, Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Hadirin… Selain menjalankan ibadah-ibadah pokok seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya, di antara cara meningkatkan kualitas takwa dan keimanan kita adalah dengan selalu berdzikir kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ baik dalam kondisi sendiri maupun secara berjamaah. Perlu kita ketahui, melakukan dzikir kepada Allah, tidak hanya disyariatkan saat bersendiri saja. Namun juga diperintahkan oleh syariat dengan dilakukan secara bersama-sama atau berjamaah. Melakukan dzikir secara bersama-sama tidak merupakan bid’ah, bukan merupakan hal baru dalam Islam. Hal ini berdasar dengan hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut إِنَّ لِهِbu تَعَالَى مَلاَئِكَةً يَطُوْفُوْنَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُوْنَ أَهْلَ الذِّكْرِ، Sesungguhnya Allah ta’âla mempunyai malaikat yang bertugas berkeliling di jalan-jalan mencari orang-orang ahli dzikir. فَإِذَا وَجَدُوْا قَوْماً يَذْكُرُوْنَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، تَنَادَوْا هَلُمُّوْا إِلَى حَاجَتِكُمْ، Jika malaikat-malaikat tersebut menemukan ada kaum yang berdzikir kepada Allah azza wa jalla, para malaikat menyeru, “Sampaikan apa kebutuhan kalian?” فَيَحُفُّوْنَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، “Malaikat meliputi mereka dengan sayap-sayapnya hingga sampai langit dunia, yaitu langit yang paling rendah.” فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مَا يَقُوْلُ عِبَادِيْ Malaikat-malaikat itu kemudian ditanya oleh Allah, sedangkanAllah adalah Dzat yang Maha-mengetahui “Apa yang dibaca oleh hamba-hambaku?” يَقُوْلُوْنَ يُسَبِّحُوْنَكَ، وَيُكَبِّرُوْنَكَ، وَيَحْمِدُوْنَكَ وَيُمَجِّدُوْنَكَ، “Mereka bertasbih kepada-Mu, Ya Allah. Bertakbir kepada-Mu, bertahmid, dan memuliakan nama-Mu.” Begitu jawab Malaikat. فَيَقُوْلُ هَلْ رَأَوْنِيْ Allah lalu kembali bertanya, “Apakah mereka melihat-Ku Allah?” فَيَقُوْلُوْنَ لَا وَاللهِ مَا رَأَوْكَ Malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka tidak pernah melihat Engkau, Ya Allah.” فَيَقُوْلُ كَيْفَ لَوْ رَأَوْنِيْ “Bagaimana seandainya mereka bisa melihat-Ku?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوْا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيْداً وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا، “Andaikan mereka melihat-Mu, pasti mereka akan lebih lagi dalam melakukan ibadah, menyembah-Mu, lebih memuliakan-Mu, serta lebih banyak lagi bacaan tasbih mereka atas-Mu, ya Rabb.” فَيَقُوْلُ فَمَاذَا يَسْأَلُوْنَ “Lalu apa yang dia minta kepada-Ku?” يَقُوْلُوْنَ يَسْأَلُوْنَكَ الْجَنَّةَ “Mereka minta surga-Mu, Ya Rabb.” يَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا “Nah, apa mereka juga sudah pernah melihat surga-Ku itu?” يَقُوْلُوْنَ لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا “Belum. Demi Allah, wahai Tuhanku. Mereka belum pernah sekalipun melihat surga-Mu.” يَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا “Bagaimana seandainya mereka sudah pernah melihatnya?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوْا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصاً وَأَشَدَّ لَهَا طَلَباً وَأَعْظَمَ فِيْهَا رُغْبَةً “Apabila mereka pernah melihatnya, pasti mereka lebih semangat dan giat dalam mencari dan menyukai surga tersebut.” قَالَ فَمِمَ يَتَعَوَّذُوْنَ “Apa yang mereka mintakan perlindungan?” يَقُوْلُوْنَ يَتَعَوَّذُوْنَ مِنَ النَّارِ، “Mereka meminta perlindungan dari siksaan api neraka.” فَيَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا “Apakah mereka pernah melihatnya?” يَقُوْلُوْنَ لاَ وَاللهِ مَا رَأَوْهَا “Ya Tuhan, mereka belum pernah menyaksikannya.” فَيَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا “Kemudian bagaimana sikap mereka andai saja mereka sudah pernah melihat neraka itu?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوْا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَاراً وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً “Pastinya mereka akan lari kencang dan begitu menakuti neraka tersebut, Ya Rabb.” قَالَ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ “Dengan begitu, saksikanlah, bahwa Aku sungguh telah mengampuni mereka.” يَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِيْهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ. إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ، Ada satu malaikat yang melapor kepada Allah, “Ya Allah, di antara orang-orang yang sedang duduk dzikir kepada-Mu tersebut ada satu orang yang tidak ikut dzikir. Namun kedatangan mereka di majelis itu karena ada suatu kepentingan lain.” قَالَ هُمُ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ Allah menjawab “Mereka adalah orang yang duduk dalam kebersamaan satu majlis. Tidak ada orang yang celaka bagi siapapun yang duduk satu majlis dengan mereka.” HR Bukhari-Muslim. Hadirin, hafidhakumullahو Kisah dalam hadis di atas dapat kita ambil pelajaran, bahwa berdzikir secara bersama-sama mempunyai dasar yang jelas di antaranya melalui hadits di atas, di mana malaikat melaporkan orang yang berdzikir bersama-sama. Siapapun saja yang hadir dalam satu majlis, meskipun orang itu mempunyai kepentingan atau niat yang kurang lurus, atau mengantuk, namun karena keagungan majlis dzikir, siapapun mereka yang berada di dalam satu majlis itu, Allah akan mengampuni dosa mereka semua. Allahumma ij’alna minhum. Manfaat lain selain berdzikir mengingat Allah, berdzikir bersama orang banyak mempunyai segudang manfaat. Seorang dokter yang tidak pernah bertemu dengan dokter lain, ia akan merasa menjadi dokter sendiri, merasa paling pintar sendiri. Orang yang wajahnya ganteng, apabila tidak pernah bertemu dengan orang lain yang ganteng, ia akan merasa paling ganteng sendiri. Begitu pula kita. Kita perlu berkumpul satu majlis dengan orang-orang alim, saleh, dekat kepada Allah, supaya kita terhindar dari perasaan merasa paling alim sendiri, saleh sendiri, ahli dzikir sendiri, akhirnya ujub, membanggakan diri sendiri, seolah kitalah yang paling dekat dengan Allah, orang lain tidak. Ini berbahaya. Namun, apabila kita sering berkumpul satu majlis dzikir dengan orang-orang baik, penyakit hati berupa membanggakan diri sendiri, insyaallah akan terobati. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan bersamalah kalian bersama orang-orang yang benar.” QS At-Taubah 119 Menurut Ibrahim al-Khawwash, berkumpul dengan orang saleh merupakan bagian lima tips yang terkenal sebagai obat hati sebagai berikut دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أشْيَاءَ Obat hati ada lima perkara Pertama, قِرَأَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ Membaca al-Qur’an dengan merenungkan maknanya. Kedua, وَخَلاَءُ الْبَطْنِ Kosongnya perut, artinya bisa dengan berpuasa atau tidak selalu mengikuti hawa nafsu makan, termasuk makan terlalu kenyang. Ketiga, وَقِيَامُ اللَّيْلِ Shalat malam. Keempat, وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحُرِ Berdoa di waktu sahur. Terakhir, pesan Ibrahim al-Khawwash atau yang kelima, وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ Berkumpul dengan orang baik-baik. Hadirin… Di sinilah letak bagaimana pentingnya berdzikir dan berkumpul bersama orang-orang baik. اَلصَّدِيْقُ مَنْ صَادَقَكَ، لَا مَنْ صَدَّقَكَ “Teman sejati adalah orang yang mau meluruskan kita di saat kita melakukan perilaku salah. Teman bukanlah orang yang selalu membenarkan tindakan kita walaupun itu salah.” Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa kita disuruh bersabar menemani orang-orang baik yang menyeru kepada jalan Allah وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا Artinya “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” QS al-Kahf 28. Dalam ayat lain, Allah berfirman الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ Artinya “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” QSAz Zukhruf 67 Rasulullah Muhammad ﷺ menyebut إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ Artinya “Duduk-duduk bersama orang yang saleh dengan orang buruk, laksana duduk bersama dengan orang yang memakai parfum kasturi dengan berdekatan dengan pande besi. Orang yang berkumpul orang wangi, akan menjadi wangi. Orang yang dekat pande besi, bias kecipratan api, baunya tidak enak. Dalam kitab Ta’lîmul Mutaallim, Imam Az-Zarnuji mengutip syair Arab عنِ المرْءِ لا تَسألْ وسَلْ عن قَرينه، فكُلُّ قَرينٍ بالمُقَارِنِ يَقْتَدي Artinya “Tentang seseorang, jangan kamu tanya bagaimana sifat dan perilakunya secara langsung kepada yang bersangkutan. Karena seorang teman akan mengikuti pola piker dan perilaku orang yang dikumpuli.” Dengan demikian, jika berkumpul-kumpul satu majlis dengan orang saleh dianjurkan Allah dan Rasul-Nya, berdzikir bersama juga ada tuntunannya, maka mana lagi dalil yang melarang dzikir bersama? Tidak ada. Dalil semua bid’ah sesat sebagai jurus mematikan kegiatan ini, sungguh tepat. Karena hal ini tidak termasuk bid’ah. Pada akhir khutbah kali ini, kami sampaikan kesimpulan, dzikir berjamaah itu ada tuntunannya dari hadits Rasulullah ﷺ. Duduk dengan orang yang ahli dzikir sangat bermanfaat bagi kita, walaupun kita tidak ikut dzikir sebagaimana yang lain. Apalagi kita ikut berdzikir menjadi bagian dari mereka, ini sangat besar sekali manfaatnya. Berkumpul dengan orang saleh selalu membawa manfaat bagi siapa saja yang berkenan mendekat dan berteman dengan mereka. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ Khutbah II الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Ahmad Mundzir SalatJumat memiliki banyak keutamaan, sehingga umat Islam diminta untuk memperbanyak amalan-amalan di hari Jumat. Beberapa amalan-amalan sunah di hari Jumat antara lain perbanyak zikir, doa dan mandi. Bahkan diajarkan juga untuk menggunakan pakaian terbaik serta wangi-wangian hingga menyegerakan berangkat ke masjid. Naskah khutbah Jumat berikut ini mengingatkan manusia tentang sejumlah keutamaan yang secara jelas disebutkan dalam sabda Rasulullah, di antaranya perihal menutup aib saudara, gemar membantu orang lain, dan lainnya. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Keutamaan yang Semestinya Kita Lakukan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَجَعَلَ أُمَّتَنَا وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ خَيْرَ أُمَّةٍ، وَبَعَثَ فِيْنَا رَسُوْلًا مِّنَّا يَتْلُوْ عَلَيْنَا اٰيَاتِهِ وَيُزَكِّيْنَا وَيُعَلِّمُنَا الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ، أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْجَمَّةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْــــكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لـِمَنِ اعْتَصَمَ بِـهَا خَيْرَ عِصْمَةٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ لِلْعَالـَمِيْنَ رَحْمَةً، وَفَرَضَ عَلَيْهِ بَيَانَ مَا أَنْزَلَ إِلَيْنَا فَأَوْضَحَ لَنَا كُلَّ الْأُمُوْرِ الـْمُهِمَّةِ، فَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِي الْفَضْلِ وَالْهِمَّةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَظِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ التوبة ١١٩ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia, Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib akan sedikit mengulas tentang makna penggalan hadits ... وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ رواه مسلم Maknanya “... Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah tutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba selama hamba tersebut memberikan pertolongan kepada saudaranya. Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di sebuah masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajari kandungannya kecuali turun kepada mereka ketenangan, diselimuti rahmat, dikelilingi para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di kalangan para malaikat yang mulia, dan barang siapa lambat amalnya tidak akan dipercepat oleh nasabnya”HR Muslim. Hadirin rahimakumullah, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah tutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” Mengenai hal ini, seorang ulama salaf berkata “Aku mendapati sekelompok orang yang tidak memiliki aib, lalu mereka membicarakan aib orang lain, maka orang-orang pun membicarakan aib mereka. Dan aku mendapati sekelompok orang yang memilki aib lalu mereka tidak pernah membicarakan aib orang lain, maka kami pun melupakan aib-aib mereka.” Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْـمُسْلِمِ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمـُسْلِمِ كَشَفَ اللهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ رواه ابن ماجه Maknanya “Barang siapa menutupi aib saudara Muslimnya, maka Allah tutup aibnya di hari kiamat, dan barang siapa membuka aib saudara Muslimnya maka Allah akan membuka aibnya, hingga Allah membuka kedok aibnya tersebut di rumahnya sendiri” HR Ibnu Majah Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Hendaklah diketahui bahwa manusia terbagi menjadi dua. Pertama, orang yang tertutupi keadaannya kemudian jatuh dalam perbuatan maksiat. Orang yang seperti ini tidak boleh disebarkan dan dibuka aib perbuatan maksiatnya. Karena ini adalah ghibah yang diharamkan. Allah ta’ala berfirman اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ النور ١٩ Maknanya “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu berita bohong tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat” QS an-Nur 19. Kedua, orang yang melakukan perbuatan maksiat dan dosa besar secara terang-terangan tanpa ada malu sedikit pun. Orang yang seperti ini tidak haram dibicarakan kefasikannya. Akan tetapi apabila membicarakan kefasikannya itu hingga menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan atau semata bertujuan untuk memuaskan nafsu belaka, maka tidak boleh. Perbuatan fasik orang tersebut dibicarakan tujuannya adalah untuk menjerakannya, agar ditegakkan hukuman terhadapnya dan supaya orang-orang semisalnya juga menjadi jera dan berhenti dari perbuatan dosanya. Adapun orang yang melakukan perbuatan maksiat yang mewajibkan hadd hukuman yang ditegaskan dalam Al-Qur’an atau hadits kemudian bertaubat sebelum diketahui maksiatnya, maka lebih baik baginya menutupi aibnya dan tidak melaporkannya kepada penguasa untuk mendapatkan hukuman. Karena memang ia telah betul-betul bertaubat dari dosanya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengenai sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya,” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits lain أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُؤْمِنِ، كَسَوْتَ عَوْرَتَهُ أَوْ أَشْبَعْتَ جَوْعَتَهُ أَوْ قَضَيْتَ حَاجَتَهُ رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ Maknanya “Termasuk amal yang paling utama adalah menebar kegembiraan terhadap seorang mukmin, engkau tutupi auratnya, engkau kenyangkan kelaparannya dan engkau penuhi kebutuhannya” HR ath-Thabarani. Diceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu sering membantu para janda tua dan menyediakan air buat mereka di malam hari. Suatu ketika, sahabat Thalhah melihat Umar di tengah malam masuk ke rumah seorang perempuan. Lalu siang harinya Thalhah menemui perempuan tersebut. Ternyata ia adalah seorang wanita tua renta yang buta dan lumpuh. Thalhah pun bertanya kepada perempuan tersebut “Apa sebenarnya yang dilakukan oleh laki-laki ini di rumahmu?” Wanita tua itu menjawab “Orang ini sudah sejak lama selalu datang dan merawatku, membawakan kebutuhan-kebutuhanku dan mengeluarkan kotoran dari rumahku.” Mendengar itu, Thalhah pun berkata kepada dirinya sendiri “Cukup wahai Thalhah, apakah engkau ingin mencari-cari aib Umar?” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” Yang dimaksud “menempuh jalan” dalam hadits ini bisa berarti menempuh jalan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki, mengendarai motor atau semacamnya dengan tujuan mencari ilmu. Bisa juga berarti menempuh jalan dalam arti maknawi, yaitu menghafal ilmu, mempelajarinya, mengulang-ulangnya, mencatatnya dan semacamnya. “Allah mudahkan baginya jalan menuju surga” bisa jadi maksudnya Allah mudahkan baginya jalan mencari ilmu agama, karena ilmu agama adalah jalan yang mengantarkannya menuju surga. Bisa juga maksudnya Allah mudahkan baginya jalan memperoleh hidayah yang dengannya ia menempuh jalan menuju surga. Itu artinya upaya yang ia kerahkan dalam menuntut ilmu menjadi sebab ia mendapatkan hidayah dan menjadi sebab ia masuk surga. Jadi orang yang menempuh jalan ilmu dan tidak menyeleweng darinya akan sampai ke surga, melalui jalan yang paling dekat dan paling mudah ditempuh. Karena memang tidak ada jalan untuk mengenal Allah dan memperoleh ridla-Nya kecuali dengan ilmu yang bermanfaat, yang dibawa oleh para rasul dan dimuat dalam kitab-kitab suci. Hadirin yang berbahagia, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di salah satu masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajari kandungannya kecuali turun kepada mereka ketenangan, diselimuti rahmat, dikelilingi para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di kalangan para malaikat yang mulia.” Sabda beliau ini menunjukkan kesunnahan duduk-duduk di masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya. Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمّهُ رواه البخاري Maknanya “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” HR al-Bukhari. Dalam hadits yang lain, Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda مَا مِنْ قَوْمٍ صَلُّوْا صَلَاةَ الغَدَاةِ ثُمَّ قَعَدُوْا في مُصَلَّاهُمْ يَتَعَاطَوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ إِلَّا وَكَّلَ اللهُ بِهِمْ مَلَائِكَةً يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِي حَدِيْثٍ غَيْرِهِ Maknanya “Tidaklah suatu kaum melakukan shalat Shubuh kemudian duduk-duduk di tempat shalat sambil membaca Al-Qur’an dan mengkajinya kecuali Allah tugaskan para malaikat memohonkan ampun untuk mereka, hingga mereka berbicara tentang masalah lain” Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghampiri sekumpulan sahabatnya dan bertanya “Apa yang membuat kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab “Kami duduk-duduk untuk menyebut asma’ Allah, memuji-Nya atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami untuk memeluk agama Islam.” Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya “Demi Allah, kalian tidak duduk-duduk kecuali karena itu?” Mereka menjawab “Demi Allah, kami tidak duduk-duduk kecuali karena itu.” Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sungguh aku tidak meminta kalian bersumpah karena mencurigai kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku dan memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di kalangan para malaikat yang mulia” HR Muslim. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Mojokerto dan Pengasuh Majelis Ta’lim Nurul Falah, Mojokerto Baca juga naskah khutbah lainnya Khutbah Jumat Cara Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Khutbah Jumat Akhlak Kepada Tetangga Khutbah Jumat Harta Terpuji dan Harta Tercela
KhutbahJumat Singkat Bahasa Indonesia - Dzikir kepada Allah. Diposting oleh Tim Redaksi 4 August 2022 Sekitar 53 mins yang Lalu Pada Kategori Khutbah Jumat Dilihat 12 Kali. Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia - Dzikir kepada Allah. إنّ الحمد لله نحمده، ونستعين به تعالى ونستهديه ونسترشده
Oleh Ust. Sofyan Efendi, al-Hafidz Khutbah Pertama اَلْحَمْدُلِلَّهِالَّذِيْمَنَّعَلَىعِبَادِهِبِمَوَاسِمِالْخَيْرَات، لِيُكَفِّرَعَنْهُمُ الذُّنُوْبَوَالسَّيِّئَات،وَيُضَاعِفَ لَهُمُالثَّوَابَ وَيَرْفَعَ الدَّرَجَات أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَاسِعُالْعَطَايَاوَجَزِيْلُالْهِبَات،وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُأَفْضَلُالْــمَخْلُوْقَاتِوَخَيْرُ الْبَرِيَّات. صَلَّى الله عَلَيْه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍإِلَى يَوْمِ الدِّيْن، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْد فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَإِنَّهُ حَبْلُ الله الْـمَتِين، قَالَ تَعَالَى يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَآمَنُوااتَّقُوااللهَحَقَّتُقَاتِهِوَلاَتَمُوْتُنَّإِلاَّوَأَنْتُمْمُّسْلِمُوْنَ وَقَالَ أَيْضًا يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواكُتِبَعَلَيْكُمُالصِّيَامُكَمَاكُتِبَعَلَىالَّذِينَمِنْقَبْلِكُمْلَعَلَّكُمْتَتَّقُونَ SEGALA puji bagi Allah atas limpahan nikmat dan karunia Allah kepada kita yang tiada terkira jumlah maupun nilainya. Yang menuntut kita untuk pandai mensyukurinya sehingga akan ditambah nikmat-Nya bagi kita dan dijauhkan kita dari adzab-Nya. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita, yang hanya dengannya kita akan meraih kemuliaan di hadapan Allah SWT. Kaum Muslimin rahimakumullah…. Allah subhanahu wataala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 43 وَأَقِيمُواالصَّلَاةَوَآتُواالزَّكَاةَوَارْكَعُوامَعَالرَّاكِعِينَ “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.“ QS. al-Baqarah 43 Salah satu perintah Allah SWT yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah mendirikan sholat. Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang dengan mendirikannya berarti kita telah mendirikan agama, dan dengan meninggalkannya berarti kita telah meruntuhkan sendi-sendi agama dalam jiwa kita. Mendirikan sholat tentu bukan sekadar melaksanakan ala kadarnya, tapi bagaimana berusaha melaksanakan dengan sepenuh jiwa dan raga untuk mencapai kesempurnaan sholat dan mendapatkan fadhilah, buah maupun ibrah dalam kehidupan kita di luar sholat. Sehingga jadilah sholat kita sholat yang luar biasa, bukan biasa-biasa saja. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar nilai dan keutamaan sholat benar-benar bisa kita dapatkan, antara lain Yang pertama, sholat dengan khusyu’. Selain sebagaiibadah jasmaniyyah, sholat juga merupakan ibadah ruhiyyah. Sholat adalah dzikir kepada Allah yang terbesar. Kita meyakini, bahwa saat sholat kita berhadapan dan berdialog langsung dengan Allah. Oleh karena, itu kita harus berusaha mengondisikan jasmani, ruhdan hatikita agar bisa bercengkrama secara baik dan maksimal bersama Allah. Dengan sikap batin seperti ini, atsar atau buah sholat – yang antara lain mampu memberi ketenangan jiwa dan mencegah diri dari perilaku fakhsya’ dan munkar serta mewujudkan pribadi mukmin mempesona- akan bisa kita raih. Allah berfirman تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ “…Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” 29 Yang kedua, sholat di awal waktu. Waktu sholat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktu pelaksanaannya. Allah berfirman dalamSurat an-Nisa’ ayat 103 إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.QS. an-Nisa’ 103 Dan sholat di awal waktu merupakan salah satu amalan yang paling dicintai Allah subhanahu sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam -dalam sebuah hadis riwayat Ummu Farwah- ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau bersabda الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا “Yaitu sholat di awal waktu.” HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syeikh al-Albani Sholat di awal waktu menunjukkan tingkat keimanan, ketakwaan dan kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini juga menunjukkan keinginan kita untuk segera diampuni dosa-dosa yang terus menerus kita lakukan setiap hari, karena diantara manfaat sholat adalah sebagai pembersih dosa, dan sarana untuk masuk surga Allah subhanahu wataala. Rasulullah bersabda أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ؟ قَالُوالَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا. “Apa pendapat kalian, jika di depan pintu rumah salah seorang diantara kalian terdapat sungai, yang ia mandi di sungai tersebut lima kali sehari, apakah tersisa kotoran di tubuhnya? Para shahabat menjawab Tidak tersisa kotoran sedikitpun. Kemudian Rasul bersabda Yang demikian itu seumpana sholat lima waktu yang Allah menghapuskandosa-dosa dengannya.”Muttafaqun alaih Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy, ia berkata قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَقَالَ اللَّهُ تَعَالَىإِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ، وَعَهِدْتُ عِنْدِي عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي. Rasulullah bersabda“Allah ta’ala berfirman “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke surgadan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang Aku janjikan.” HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syeikh al-Albani Kaum Muslimin rahimakumullah…. Yang ketiga, sholat secara berjamaah. Untuk meraih keutamaan sholat yang ketiga yang harus kita usahakan adalah melaksanakannya secara Umar radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً “Pahalasholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian”. HR. al-Bukhari Muslim Begitu besar pahala sholat berjamaah,tetapi masih banyak orang yang dengan berbagai alasan tidak melaksanakannya. Ada yang beralasan agar lebih cepat selesai, atau karena tidak kenal dengan orang lain yang belum sholat. Padahal sebenarnya kitabisa mengajaknya berjamaah, karena dalam sholat jamaah tidak disyaratkan harus saling mengenal terlebih dahulu. Dan masih banyak alasan-alasan lain yang sering disampaikan oleh orang yang enggan sholat berjamaah. Rasulullah memperingatkan tentang hal ini مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ “Jika ada tiga orang berada di sebuah desa atau kampung, lalu tidak dilaksanakan sholat berjamaah di tempat itu, maka mereka telah dikuasai oleh setan. Hendaklah kalian melaksanakan sholat berjamaah, sebab hanya kambing yang terpisah dari kaumnya yang akan dimakan oleh serigala.” HR. Abu Dawud Sholat berjamaah juga mengandung banyak pelajaran kehidupan dan pengaruh secara ruhani pada setiap orang yang melaksanakannya, maka hendaklah kita mengambil kemanfaatannya. Yang keempat, sholat di masjid. Sholat di masjid terutama bagi kaum laki-laki merupakan amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Akan tetapi masih banyak kita saksikan masjid-masjid sepi dari jamaah sholat. Fisik kita sehat dan kuat, dan kitajugamempunyai waktu luang,tapi kita lebih suka sholat di rumah. Apakah kita lupa atau melupakan sabda Rasulullah tercinta “….Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, lalu keluar menuju masjid dengan niat semata-mata untuk mengerjakan sholat, maka setiap langkah kaki yang diayunkan akan dibalas dengan diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Jika ia mengerjakan sholat, maka malaikat senantiasa berdoa memohonkan rahmat untuknya selagi ia berada di dalam masjid itu dalam keadaan suci, seraya berkata ”Ya Allah berilah rahmat kepadanya, ya Allah sayangilah ia”. Dan ia senantiasa dicatat dalam keadaan sholat selama ia menunggu pelaksanaan shalat fardhu berikutnya”. HR. al-Bukhari Muslim Dalam hadits lain Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa seorang buta datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang mengantar aku jalan menuju masjid.” Maka ia meminta kepada Rasulullah SAW keringanan untuk melaksanakan sholat di rumah, dan beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Akan tetapi, ketika ia pergi, Rasulullah memanggilnya kembali seraya bersabda“Apakah kamu mendengar panggilan untuk sholat?” Ia menjawab ”Ya, saya mendengarnya”. Rasulullah SAW lantas bersabda ”Kalau begitu, datanglah kamu ke masjid untuk berjamaah”. HR. Muslim Sholat di masjid juga menunjukkan kecintaan kita pada masjid. Hal ini akan menjadi salah satu wasilah diberikannya naungan Allah kepada kita saat tiada naungan di hari akhir nanti. Yang kelima, sempurnakan dengan sholat-sholat sunnah. Cara kelima agar sholat kita mendapatkan keutamaan dan kesempurnaan adalah dengan melaksanakansholat-sholat sunnah disamping sholat fardhu. Apakah kita yakin sholat fardhu kita sempurna dan pasti diterima Allah subhanahu wataala? Jika kita meyakini masih banyak kekurangannya,maka melaksanakan sholat sunnah menjadi jalan untuk menambal kekurangan dalam sholat fardhu kita. Abu Hurairah radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab adalah sholat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya meski Dia Maha Mengetahui, Lihatlah shalat hambaku, apakah ia melakukannya dengan sempurna atau tidak sempurna?’ Jika shalatnya ia lakukan dengan sempurna, maka ditulis bahwa shalatnya sempurna, jika terdapat sedikit kekurangan, Allah berfirman “Lihatlah apakah hamba-Ku melakukan shalat tathawwu’ sunnah? Jika ia melakukan shalat tathawwu’, Allah berfirman “Sempurnakanlah shalat fardhunya dengan shalat tathawwu’ semua amal ibadah dihisab dengan cara demikian.” Dawud, Ibnu Majahdan ad-Darimi. Selain itu shalat sunnah yang dianjurkan di rumah akan memberi kebaikan dan cahaya yang menerangi rumah kita. Rasulullah bersabda “Apabila seseorang dari kalian telah mengerjakan shalat di masjid, berikanlah kepada rumahnya bagian dari shalatnya dengan shalat sunnah. Hal itu karena Allah menjadikan kebaikan di rumahnya lantaran ia mengerjakan shalat di dalamnya.” HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah juga bersabda “Shalat tathawwu’ sunnah seseorang di rumahnya merupakan cahaya. Barang siapa menginginkan, hendaknya ia menerangi rumahnya dengan mengerjakan shalat sunnah di dlamnya.” HR Ahmad. Demikianlah di antara sebagian ikhtiar yang harus kita lakukan agar sholat kita menjadi luar biasa, memberi kemanfaatan, melimpah pahala dan pengaruh positif dalam kehidupan kita. بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَالْآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُمَاتَسْمَعُوْنَوَأَسْتَغْفِرُاللهَلِيْوَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم. Khutbah Kedua الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن . اَللّهُمّاغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَوَاْلمُسْلِمَاتِوَالْمُؤْمِنِيْنَوَالْمُؤْمِنًاتِاَلأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِإِنّكَسَمِيْعٌمُجِيْبُالدّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة… [] SUMBER IKADI Silakandownload file PDF Khutbah Jumat: Download. Tags. amalan pembuka pintu rezeki ketakwaan keutamaan sedekah keutamaan shalat dhuha khutbah jumat pembuka pintu rezeki rezeki shalat dhuha takwa. Muhammad Abduh Tuasikal, Bacaan Dzikir Petang; May 29, 2015 Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban; July 18, 2012 Materi khutbah singkat terbaru tentang keutamaan hari Jum’at. Khutbah ini sebagai acuan atau contoh bagi para Khotib yang akan mengisi khutbah. Materi disajikan dalam bahasa Indonesia dan mudah ini sesuai dengan pemahaman dan referensi Nahdlatul Ulama NU. KHUTBAH PERTAMA الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Hari Jumat tergolong unik dalam Islam. Dari segi penamaan, pilihan nama “Jumat “berbeda dari nama-nama hari lainnya. Kata “Jumat” Qamus Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Ma’ashir dapat dibaca dalam tiga bentuk Jumu’ah, Jum’ah, dan Juma’ah, yang berarti berkumpul. Sementara hari-hari lain memiliki makna yang mirip dengan urutan angka hari dalam sepekan Ahad hari pertama, Isnain hari kedua, tsulatsa hari ketiga, arbi’a hari keempat dan khamis hari kelima, serta sabt yang berakar kata dari sab’ah hari ketujuh. Pada masa Arab Jahiliyah, nama-nama hari terdiri dari Syiyar Sabtu, Awwal Ahad, Ahwan Senin, Jubar Selasa, Dubar Rabu, Mu’nis Kamis, dan Arubah Jumat. Nama-nama tersebut kemudian diubah dengan datangnya Islam. Rasulullah tidak hanya melakukan revolusi moral tapi juga revolusi bahasa. Kata-kata dianggap kurang tepat dimaknai ulang sehingga sesuai dengan nilai-nilai Islam. Di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah, Arubah merupakan momentum untuk menampilkan kemewahan, kebanggaan, berhias, dan semacamnya. Dalam Islam Arubah berubah menjadi Jumuah yang mengandung arti berkumpul. Tentu saja lebih dari sekadar berkumpul, karena dalam syari’at, Jumat mendapatkan julukan sayyidul ayyâm atau rajanya hari. Dengan kata lain, Jumat menduduki posisi paling utama di antara hari-hari lainnya dalam sepekan. Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin Ubadah sebuah hadits سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.” Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Di antara kita kadang lupa, tak merasakan, keutamaan hari Jumat karena kita anggap itu sebagai rutinitas sehari-hari. Kesibukan yang melingkupi kita tiap hari sering membuat kita lengah sehingga menyamakan hari Jumat tak ubahnya hari-hari biasa lainnya. Padahal, di tiap tahun ada bulan-bulan utama, di tiap bulan ada hari-hari utama, dan di tiap hari ada waktu-waktu utama. Masing-masing keutamaan memiliki kekhususan sehingga menjadi momentum yang sangat baik untuk merenungi diri, berdoa, bermunajat, berdzikir, dan meningkatkan ibadah kepada Allah ﷻ. Keistimewaan hari Jumat bisa dilihat dari disunnahkannya mandi Jumat. Dalam Al-Hawi Kabir karya al-Mawardi, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa shalat Jumat dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Mandi adalah simbol kebersihan dan kesucian diri. Setelah mandi, seseorang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, terutama warna putih, sebelum berangkat menuju shalat Jumat. Dalam hal ini, umat Islam diperingatkan untuk menyambut hari istimewa itu dengan kesiapan dan penampilan yang juga istimewa. Dalam Bidâyatul Hidâyah, Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebut hari Jumat sebagai hari raya kaum mukmin îdul mu’minîn. Imam al-Ghazali bahkan menyarankan agar umat Islam mempersiapkan diri menyambut hari Jumat sejak hari Kamis, dimulai dengan mencuci baju, lalu memperbanyak membaca tasbih dan istighfar pada Kamis petang karena saat-saat tersebut sudah memasuki waktu keutamaan hari Jumat. Selanjutnya, kata Imam al-Ghazali, berniatlah puasa hari Jumat sebagai rangkaian dari puasa tiga hari berturut-turut Kamis-Jumat-Sabtu, sebab ada larangan puasa khusus hari Jumat saja Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Hari Jumat juga menjadi semacam konferensi mingguan bagi umat Islam, karena di hari Jumatlah ada shalat berjamaah dan khutbah Jumat. Setiap umat Islam laki-laki yang tak memiliki uzur syar’I wajib ain melaksanakannya. Artinya, lebih dari sebatas berkumpul, Jumat adalah momen konsolidasi persatuan umat sekaligus memupuk ketakwaan melalui nasihat-nasihat positif dari sang khatib. Tentu keutamaan ini bersamaan dengan asumsi bahwa jamaah melaksanakan shalat Jumat dengan kesungguhan penuh, menyimak khutbah secara baik, bukan cuma rutinitas sekali sepekan untuk sekadar menggugurkan kewajiban. Amalan-amalan utama hari Jumat juga bertebaran. Di antaranya adalah memperbanyak baca shalawat, memperbanyak doa, bersedekah; membaca Surat al-Kahfi, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat an-Nas, serta ibadah-ibadah lainnya. Masing-masing amalan memiliki fadhilah yang luar biasa. Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, Amal Yaum wa Lailah, mengatakan “Nabi ﷺ membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas usai shalat Jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak shalawat pada hari Jumat dan malamnya. Ia juga mengerjakan shalat sunah setelah shalat Jumat di rumahnya, tidak di masjid. Setelah itu apa yang dilakukan Nabi SAW? Beliau mengunjungi saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah bertakziah, atau menghadiri akad nikah.” Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Dengan demikian, umat Islam seolah diajak untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari khusus untuk memperbanyak ibadah. Tidak jarang, Jumat dijadikan oleh para ulama untuk mengistirahatkan diri sejenak dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi, untuk mengkhususkan diri beramal saleh di hari Jumat. Sebagaimana dilakukan Rasulullah, hari Jumat bukan semata untuk meningkatkan ritual ibadah kepada Allah tapi juga berbuat baik kepada sesama, seperti bersilaturahim, berempati kepada orang yang kena musibah, dan lain-lain. Karena itu pula dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Qadla’i dan ibnu Asakir dari Ibnu Abbas disebutkan اَلْجُمْعَةُ حَجُّ الْفُقَرَاءِ “Jumat adalah hajinya orang-orang fakir.” Hadirin Sidang Jum’ah Rahimakumullah Halaman 1 2
Ngramekakenwarsa enggal hijriyah kanthi pesta kembang api, ngususaken dzikir jama'i/sesarengan, ngususaken shalat tasbih, tirakatan (lek-lekan) wonten salebetipun mengeti warsa enggal hijriyah, ngurupaken lilin, utawi damel pesta, cetha sanget mboten bilih mboten wonten tuntunanipun. Khutbah Jum'at Edisi 46 : Keutamaan Dakwah di Jalan
Tigabulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim). Kaum muslimin rahimakumullah. Dari bulan suci Dzulhijjah ini, 10 hari pertamanya adalah hari-hari yang termulia, terbaik, teragung, bahkan termulia dari seluruh hari dalam

Lebihparah lagi kalau yang dighibahi dan dicari auratnya itu, dicari aibnya itu, orang yang punya kedudukan, Na'udzubillah. 🗂Dibongkar. Na'udzubillah. Lebih besar dosanya, lebih keji dosanya, lebih mengerikan kemunafikannya dan lebih dahsyat efek negatifnya nanti. Sanksinya lebih mengerikan.

AlAl Hasyr : 19. " Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.". Kasih sayang Allah Subhaanahu wa Ta'ala dengan cara memberikan larangan kepada kita , agar kita tidak menyimpang dari aturan agama-Nya, sehingga terselamat X9Do8hu.
  • rror3lgbk0.pages.dev/175
  • rror3lgbk0.pages.dev/13
  • rror3lgbk0.pages.dev/327
  • rror3lgbk0.pages.dev/77
  • rror3lgbk0.pages.dev/165
  • rror3lgbk0.pages.dev/281
  • rror3lgbk0.pages.dev/265
  • rror3lgbk0.pages.dev/345
  • khutbah jumat keutamaan dzikir